Kamis, 24 Maret 2016

Cerbung : Rainbow (II-2)

Cerbung Fabina Lovers

Philip Brandy memiliki tinggi 190 cm dan berat badan 80 kg.  Raut wajahnya mirip  Tom Cruise, aktor idola wanita dekade sembilan puluhan.  Hati wanita normal akan meleleh bila menatap sorot matanya yang teduh, apalagi bila sempat berbincang-bincang dengannya.  Philip berbicara layaknya alumnus perguruan tinggi terkemuka, dan berpenampilan ala kaum aristokrat Inggris.
Si ganteng itu mahir berbicara dalam Bahasa Inggris, Prancis dan Spanyol.  Menurut Philip, ayahnya berprofesi sebagai diplomat.  Sejak kanak-kanak hingga menjelang dewasa, ia tinggal di berbagai belahan dunia.  Ia menempuh pendidikan SD di Meksiko, SMP di Prancis, SMA di Singapura, lalu kuliah di jurusan hukum Universitas Harvard.  Untuk meyakinkan para pendengarnya, Philip mengutip beberapa pasal Undang-Undang Federal.  Maka, luluhlah hati para wanita itu.  Mereka bersedia melakukan apa saja demi kesenangan Philip.
Faktanya, Philip hanya lulusan SD.  Ia kabur dari rumahnya saat berumur duabelas tahun karena sering dipukuli ayahnya, lelaki pemabuk tanpa istri.  Untuk bertahan hidup, Philip melakukan berbagai pekerjaan haram, termasuk menjadi gigolo.  Saat menjadi gigolo, Philip melayani wanita dengan beragam kebangsaan.  Dari para ‘wanita kelaparan’ itulah Philip menempa kemahirannya berbahasa.
Suatu hari, Philip kedatangan ‘pelanggan’  bernama Rosemary Stuard.  Suami Rosemary, Jack Stuard, adalah pria uzur yang memiliki kekayaan melimpah.  Kekayaan itu didapatkannya dari deviden saham mayoritas pada beberapa perusahaan pertambangan yang beroperasi di Benua Asia dan Afrika, laba beternak sapi perah di Selandia Baru, serta penjualan hasil panen gandum pada lahan seluas duapuluh hektar di Kanada.  Sayangnya, Jack tak memperoleh keturunan dari lima orang mantan istrinya.   Hanya Rosemary yang berpotensi mewarisi kekayaannya. Dengan catatan, Rosemary masih menjadi istri Jack saat pria itu meninggal dunia.
Sebenarnya, Rosemary amat ingin bercerai dari suaminya.  Telah dua tahun Jack tak memberinya ‘nafkah batin’.  Suatu hari, Jack mengijinkan Rosemary mencari ‘kesenangan’ di luar rumah.
“Bersenang-senanglah di luar, tapi kau akan menyesal bila minta cerai.  Kau tak akan mendapatkan secuil pun hartaku.  Jangan lupakan perjanjian pra nikah kita lima tahun lalu.”
Mr. Stuard tertawa mengancam sembari memandangi istrinya yang muda dan cantik.
Rosemary mendengus. “Tenang saja Jack, aku tak akan melupakan perjanjian pra nikah kita,”
“Dan kau akan menyesal bila merencanakan pembunuhanku.”
“Apa maksudmu?”
Rosemary menatap garang suaminya.
“Lihat saja nanti.”
Jack berjalan santai ke arah ruang perpustakaan sambil mengisap cerutu.  Asap cerutu  berpilin di puncak kepalanya, menyerupai lingkaran halo pada kepala malaikat.
Rosemary tak memercayai ancaman suaminya.  Suatu senja, ia merencanakan kematian suaminya di sebuah kafe.
“Buatlah agar kematiannya terkesan wajar,”  saran Rosemary.
“Bagaimana kalau ia jadi korban tabrak lari?” usul Philip.
“Jangan, pasti banyak saksi mata,” tolak Rosemary.
Wanita cantik itu berpikir keras hingga keningnya berkerut.  Sejurus kemudian, ia menjentikan jemarinya nan  lentik.
“Philip, aku punya ide.”
Rosemary membisiki Philip.  Pria muda itu menganggukan kepala sambil memasang sikap siaga satu.
“Kapan eksekusinya?” guman Philip. 
“Kurang lebih seminggu lagi.  Bersiaplah dari sekarang.”
Sebelum mereka berpisah,  Philip mendapatkan cek senilai US$ 400.000 sebagai uang muka.  Bila lelaki flamboyan itu berhasil ‘menghabisi’ Jack, ia akan mendapatkan sisa upah sebesar US$ 3.600.000 berikut kepemilikan sebuah villa mungil di Sardinia.
Seminggu kemudian, Philip bersembunyi  di belakang pot besar yang terletak di sisi kolam renang pribadi keluarga Stuard.  Ia memakai snorkeling ‘masker selam’. Malam sebelumnya, Rose berhasil menyeludupkan Philip ke dalam rumahnya.  Rose telah meliburkan seluruh pelayan rumah, sedangkan Jack baru tiba di rumah pada pukul dua dinihari.  Philip bebas berkeliaran dalam rumah seluas 2000 m2 itu untuk menemukan tempat persembunyian yang aman.
Si tua Jack telah memasuki kolam renang, ia meluncur sejenak, lalu berenang dengan gaya dada.  Saat Jack berada pada sisi berlawanan dengannya, Philip menyelam tanpa suara, kemudian meluncur ke arah Jack.    Philip menarik kaki Jack hingga pria tua itu tenggelam.  Di bawah permukaan air, Jack memelototi Philip melalui kaca mata renangnya.  Pria tua itu tak berdaya sewaktu Philip mencekiknya.  Gelembung udara terakhir keluar dari mulutnya sebelum malaikat maut menjemputnya.  Tubuh pria tua itu  mengambang di permukaan air. 
Philip keluar dari kolam renang, dan melepas masker selamnya.  Dipandanginya tubuh keriput yang mengambang di permukaan kolam dengan perasaan puas.
Sebentar lagi aku jadi orang kaya.  Aku akan bersenang-senang di villa Sardinia,  mengadu peruntungan di Las Vegas,  atau berburu singa Afrika. 
“Kau berhasil, Sayang.”
Rosemary  tampak seronok dalam baju renang berwarna kuning.  Ia menghampiri Philip seraya tertawa menggoda.  Philip hanya diam.  Pria itu tengah mengagumi 'pemandangan' indah di hadapannya.  
Kau begitu menggairahkan, Rose.  Malam ini kita akan bersenang-senang di hotel.
“Selamat tinggal, Philip.”
Rosemary menodongkan laras pistol ke pelipis Philip. 
"A-apa maksudmu, Rose?”
Philip ketakutan.  Tanpa sadar, ia buang air kecil di celana.
-Bersambung-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar