Cerbung Fabina Lovers
Philip
Brandy memiliki tinggi 190 cm dan berat badan 80 kg. Raut wajahnya mirip Tom Cruise, aktor idola wanita dekade sembilan
puluhan. Hati wanita normal akan meleleh
bila menatap sorot matanya yang teduh, apalagi bila sempat berbincang-bincang
dengannya. Philip berbicara layaknya
alumnus perguruan tinggi terkemuka, dan berpenampilan ala kaum aristokrat
Inggris.
Si
ganteng itu mahir berbicara dalam Bahasa Inggris, Prancis dan Spanyol. Menurut Philip, ayahnya berprofesi sebagai
diplomat. Sejak kanak-kanak hingga
menjelang dewasa, ia tinggal di berbagai belahan dunia. Ia menempuh pendidikan SD di Meksiko, SMP di
Prancis, SMA di Singapura, lalu kuliah di jurusan hukum Universitas
Harvard. Untuk meyakinkan para pendengarnya,
Philip mengutip beberapa pasal Undang-Undang Federal. Maka, luluhlah hati para wanita itu. Mereka bersedia melakukan apa saja demi
kesenangan Philip.
Faktanya,
Philip hanya lulusan SD. Ia kabur dari
rumahnya saat berumur duabelas tahun karena sering dipukuli ayahnya, lelaki
pemabuk tanpa istri. Untuk bertahan
hidup, Philip melakukan berbagai pekerjaan haram, termasuk menjadi gigolo. Saat menjadi gigolo, Philip melayani wanita
dengan beragam kebangsaan. Dari para
‘wanita kelaparan’ itulah Philip menempa kemahirannya berbahasa.
Suatu
hari, Philip kedatangan ‘pelanggan’
bernama Rosemary Stuard. Suami
Rosemary, Jack Stuard, adalah pria uzur yang memiliki kekayaan melimpah. Kekayaan itu didapatkannya dari deviden saham
mayoritas pada beberapa perusahaan pertambangan yang beroperasi di Benua Asia
dan Afrika, laba beternak sapi perah di Selandia Baru, serta penjualan hasil
panen gandum pada lahan seluas duapuluh hektar di Kanada. Sayangnya, Jack tak memperoleh keturunan dari
lima orang mantan istrinya. Hanya
Rosemary yang berpotensi mewarisi kekayaannya. Dengan catatan, Rosemary masih
menjadi istri Jack saat pria itu meninggal dunia.
Sebenarnya,
Rosemary amat ingin bercerai dari suaminya.
Telah dua tahun Jack tak memberinya ‘nafkah batin’. Suatu hari, Jack mengijinkan Rosemary mencari
‘kesenangan’ di luar rumah.
“Bersenang-senanglah
di luar, tapi kau akan menyesal bila minta cerai. Kau tak akan mendapatkan secuil pun
hartaku. Jangan lupakan perjanjian pra
nikah kita lima tahun lalu.”
Mr.
Stuard tertawa mengancam sembari memandangi istrinya yang muda dan cantik.
Rosemary
mendengus. “Tenang saja Jack, aku tak akan melupakan perjanjian pra nikah kita,”
“Dan
kau akan menyesal bila merencanakan pembunuhanku.”
“Apa
maksudmu?”
Rosemary
menatap garang suaminya.
“Lihat
saja nanti.”
Jack
berjalan santai ke arah ruang perpustakaan sambil mengisap cerutu. Asap cerutu berpilin di puncak kepalanya, menyerupai
lingkaran halo pada kepala malaikat.
Rosemary
tak memercayai ancaman suaminya. Suatu
senja, ia merencanakan kematian suaminya di sebuah kafe.
“Buatlah
agar kematiannya terkesan wajar,” saran
Rosemary.
“Bagaimana
kalau ia jadi korban tabrak lari?” usul Philip.
“Jangan,
pasti banyak saksi mata,” tolak Rosemary.
Wanita
cantik itu berpikir keras hingga keningnya berkerut. Sejurus kemudian, ia menjentikan jemarinya
nan lentik.
“Philip,
aku punya ide.”
Rosemary
membisiki Philip. Pria muda itu
menganggukan kepala sambil memasang sikap siaga satu.
“Kapan
eksekusinya?” guman Philip.
“Kurang
lebih seminggu lagi. Bersiaplah dari
sekarang.”
Sebelum
mereka berpisah, Philip mendapatkan cek
senilai US$ 400.000 sebagai uang muka.
Bila lelaki flamboyan itu berhasil ‘menghabisi’ Jack, ia akan
mendapatkan sisa upah sebesar US$ 3.600.000 berikut kepemilikan sebuah villa
mungil di Sardinia.
Seminggu
kemudian, Philip bersembunyi di belakang
pot besar yang terletak di sisi kolam renang pribadi keluarga Stuard. Ia memakai snorkeling ‘masker selam’. Malam sebelumnya, Rose berhasil
menyeludupkan Philip ke dalam rumahnya.
Rose telah meliburkan seluruh pelayan rumah, sedangkan Jack baru tiba di
rumah pada pukul dua dinihari. Philip
bebas berkeliaran dalam rumah seluas 2000 m2 itu untuk menemukan
tempat persembunyian yang aman.
Si
tua Jack telah memasuki kolam renang, ia meluncur sejenak, lalu berenang dengan
gaya dada. Saat Jack berada pada sisi
berlawanan dengannya, Philip menyelam tanpa suara, kemudian meluncur ke arah
Jack. Philip menarik kaki Jack hingga
pria tua itu tenggelam. Di bawah
permukaan air, Jack memelototi Philip melalui kaca mata renangnya. Pria tua itu tak berdaya sewaktu Philip
mencekiknya. Gelembung udara terakhir keluar
dari mulutnya sebelum malaikat maut menjemputnya. Tubuh pria tua itu mengambang di
permukaan air.
Philip keluar dari kolam renang, dan melepas masker selamnya. Dipandanginya tubuh keriput yang mengambang di permukaan kolam dengan perasaan puas.
Sebentar lagi aku jadi
orang kaya. Aku akan bersenang-senang di
villa Sardinia, mengadu peruntungan di
Las Vegas, atau berburu singa
Afrika.
“Kau
berhasil, Sayang.”
Rosemary tampak seronok dalam baju renang berwarna
kuning. Ia menghampiri Philip seraya tertawa menggoda. Philip hanya diam. Pria itu tengah mengagumi 'pemandangan' indah di hadapannya.
Kau begitu
menggairahkan, Rose. Malam ini kita akan
bersenang-senang di hotel.
“Selamat
tinggal, Philip.”
Rosemary
menodongkan laras pistol ke pelipis Philip.
"A-apa
maksudmu, Rose?”
Philip
ketakutan. Tanpa sadar, ia buang air
kecil di celana.
-Bersambung-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar