Karya Non Fiksi Fabina Lovers
Dunia ini bukan surga. Anak kecil pun tahu. Sedari lahir hingga berkalang tanah, kita senantiasa dianugerahi 'cobaan'. Mengapa saya katakan anugerah, karena cobaanlah yang membuat kita menikmati manisnya kehidupan. Sama halnya gula yang terasa lebih nikmat bila bersatu dengan kopi. Eh, perumpamaannya pas nggak?
Dulu, saya sempat berpikir bahwa menjadi hartawan itu menyenangkan. Mungkin akan begitu selamanya bila saya tak mencermati keadaan di sekeliling saya. Sebagai contoh, keluarga besar Pak Harto, mantan presiden kita. Walaupun sudah lengser, keturunan Pak Harto masih memiliki aset bernilai trilyunan rupiah. Tapi, apakah mereka bahagia? Kita tahu, hampir semua anak Pak Harto mengalami keretakan rumah tangga. Yang namanya keretakan rumah tangga pasti menimbulkan kesedihan. Bohong deh kalau ada yang bilang lebih berbahagia saat bercerai. Karena tidak ada seorang pun yang menikah untuk bercerai. Kecuali pasangan kawin kontrak he he he.
Masih mau bukti lainnya tentang manusia kaya raya yang tidak berbahagia? Bacalah buku ini :
Ceritanya mengenai Puteri Kerajaan Saudi yang sepintas terlihat berbahagia. Mereka tak perlu bekerja keras untuk menikmati kemewahan hidup. Punya rumah tinggal elegan di berbagai belahan dunia. Bergelimang perhiasan mahal. Dilayani para pramuwisma handal. Hampir setiap hari berpesta dengan para sahabat. Hm, benar-benar seperti di surga. Tapi, apakah mereka bahagia? Jawabannya tidak.
Sekalipun Nabi Muhammad SAW telah berusaha mengubah budaya Arab yang merendahkan wanita, budaya tersebut tak lekang hingga saat ini. Hanya saja mereka tak memperlakukan wanita seperti Arab jahiliyah. Anda tahu bagaimana Arab jahiliyah? Mereka membunuh bayi-bayi wanita. Seorang anak boleh menikahi janda ayahnya. Wanita tak mendapatkan warisan. Hih, seram sekali bukan? Maka, bila anda menemui perilaku orang Arab yang melecehkan wanita, hal itu bukan dilandasi nilai-nilai Islam, tapi pengaruh masa jahiliyah Arab.
Nah, puteri-puteri Arab ini tak berbahagia akibat intimidasi kaum pria yang mendistorsi ajaran Islam. Seolah Islam membenarkan penindasan terhadap wanita. Misalnya, kaum wanita harus mau menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Hingga seorang perawan berusia lima belas tahun harus mau menjadi isteri keempat pria sebaya ayahnya. Lha, itu bukan poligami ala Rasulullah. Untuk diketahui, Rasulullah menikahi janda-janda berusia limapuluh tahunan semasa perang dengan kafir Arab. Maklumlah, saat itu banyak pria usia produktif yang terbunuh. Nah, pernikahan tersebut bertujuan melindungi para janda tua itu. Mungkin anda bertanya, kenapa Rasulullah Muhammad menikahi Aisyah yang masih berusia 9 tahun. Itu pun bukan keinginan beliau, tapi atas perintah Tuhan. Karena Aisyah cerdas. Terbukti, Aisyah yang menjadi perawi ribuan hadist Nabi Muhammad SAW.
Kembali ke topik semula, ternyata harta benda tak menimbulkan kebahagiaan. Lalu, apakah orang yang berbahagia adalah orang yang tidak pernah mendapat cobaan berat dalam hidupnya? Tentu bukan demikian makna kebahagiaan. Dalam hal ini, ijinkan saya mengutip pendapat seorang pendeta Budha bernama Ajahn Brahm. Menurut beliau, orang berbahagia adalah yang berbatin teflon. Apa, batin teflon? Ya, teflon, lapisan yang menyebabkan masakan anda tidak lengket di wajan. Apa hubungannya dengan batin? Hanya kiasan saja. Artinya batin yang bebas dari lekatan rasa bersalah, prasangka buruk maupun amarah.
"Memang bisa bebas dari semua perasaan itu? Saya ini manusia. Punya rasa. Punya hati." Demikianlah sangkalan kita saat menerima teori batin teflon. Nah, praktik untuk memiliki batin teflon adalah hidup untuk detik ini. What? Ya, hidup untuk detik ini. Jangan memikirkan perkara yang sudah lebih dari satu jam, atau mencemaskan peristiwa yang mungkin mengancam anda satu jam mendatang.
Ayo mulai latihan 'HIDUP UNTUK DETIK INI' dari sekarang. Tarik napas dalam-dalam. Pejamkan mata anda. Kosongkan pikiran anda. Bila perlu, putar musik relaksasi yang bertebaran di youtube. Oke, mulailah menikmati berbagai bunyi di sekeliling anda. Suara anak-anak yang riang bermain. Nyanyian burung-burung yang anda pelihara. Oh, semuanya indah. Bila anda masih belum bisa memfokuskan pikiran, maka ucapkan doa-doa sesuai keyakinan anda. Setelah beberapa menit berlalu, yakinkanlah diri anda bahwa segala sesuatunya akan lebih baik di masa mendatang. Bagaimana, anda sudah merasa lebih baik. Nah, kalau belum merasa baik, artinya anda harus sering berlatih 'HIDUP UNTUK DETIK INI'.
Ayo mulai latihan 'HIDUP UNTUK DETIK INI' dari sekarang. Tarik napas dalam-dalam. Pejamkan mata anda. Kosongkan pikiran anda. Bila perlu, putar musik relaksasi yang bertebaran di youtube. Oke, mulailah menikmati berbagai bunyi di sekeliling anda. Suara anak-anak yang riang bermain. Nyanyian burung-burung yang anda pelihara. Oh, semuanya indah. Bila anda masih belum bisa memfokuskan pikiran, maka ucapkan doa-doa sesuai keyakinan anda. Setelah beberapa menit berlalu, yakinkanlah diri anda bahwa segala sesuatunya akan lebih baik di masa mendatang. Bagaimana, anda sudah merasa lebih baik. Nah, kalau belum merasa baik, artinya anda harus sering berlatih 'HIDUP UNTUK DETIK INI'.
Berbicara soal kebahagiaan, tampaknya saya harus mengakui Asisten Rumah Tangga saya sebagai "Guru Kebahagiaan". Anda tahu, Asisten Rumah Tangga saya adalah tulang punggung keluarga. Padahal penghasilan 'Umi '(panggilan kami untuknya) tidaklah besar. Tak melebihi sejuta per bulan. Tapi, Umi tak pernah mengeluh. Tawanya memenuhi penjuru rumah kami. Hingga tetangga saya pun 'iri'. Katanya, ingin banget seperti Umi yang berjiwa merdeka.
Pernah suatu kali saya mengeluhkan seorang tetangga yang tiba-tiba mendiamkan saya. Apa yang dikatakan Umi? "Jangan semua hal dimasukin hati, Bu. Nanti kita sakit sendiri. Biarlah waktu yang memulihkan keadaan. Percaya deh, nanti dia baik lagi sama Ibu." Umi benar. Beberapa bulan kemudian, tetangga itu bertegur-sapa kembali dengan saya.
Yo wes, kayaknya saya sudah kepanjangan ngocol nih. Terima kasih untuk para netter yang masih membaca hingga paragraf ini. Intinya, bahagia itu adalah membebaskan batin kita dari berbagai rasa tak menyenangkan. Juga harus percaya bahwa semua masalah kita ada solusinya. Nah, saya mau bantu Umi setrika baju dulu nih. Mohon maaf kalau ada yang tak berkenan di hati. MERDEKA!
Kotahujan, 15-08-2015
Untuk menemani istirahat anda, silahkan putar musik ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar