Kamis, 13 Agustus 2015

NKRI di ujung tanduk!!!

Hasil gambar untuk gambar peta kepemilikan tambang di Indonesia

Karya Non Fiksi Fabina Lovers

Pada hari rabu, tanggal 12 Agustus 2015, saya menghadiri Rapat Minggon Kecamatan X yang bertempat di sebuah restoran bernuansa Jawa.  Karena rapatnya di restoran, saya bersemangat.   Lumayan, wisata kuliner gratis he he he.  Maklum, PNS macam saya gajinya nggak seberapa.  Makan di restoran adalah kemewahan bagi saya.

Pak Danramil menjadi salah seorang narasumber rapat.  Hal yang disampaikan beliau  mengguncang nurani saya.  Hingga saya tak berselera lagi menyantap gurame asam manis, menu kegemaran saya.  Nah, sekarang  saya mau berbagi kegalauan dengan para netter yang berkenan mampir ke lapak ini. Check it out.

1.         Di balik Insiden Tolikara

Pak Danramil berkata : “Insiden tolikara bukanlah insiden keagamaan.  Tampaknya ada sebuah negara yang menginginkan perpecahan Indonesia.  Saat ini, bendera negara tersebut menghiasi seluruh rumah dan toko di Tolikara.”

Atribut Bendera Israel di Tolikara yang Menjadi Sorotan
Bendera Israel di Panggung KKR pemuda GIDI di Tolikara
(Sumber : Detik.com)

Dari hasil penelusuran  internet, saya mendapatkan informasi lengkap tentang bendera Israel di Tolikara, Papua.   Adalah Gereja Injil di Indonesia (GIDI) yang menginstruksikan warga Tolikara untuk mengecat rumah dan tokonya dengan bendera Israel. Alasannya untuk menyambut kunjungan pendeta asal Israel ke Tolikara.  Barangsiapa yang tidak mentaati instruksi tersebut, akan dikenai denda sebesar limaratus ribu rupiah. Yang menjadi pertanyaan, sejauh apakah hubungan GIDI dengan negara Israel?   

Sebagaimana yang kita ketahui, GIDI adalah dalang pembakaran warung dan tempat ibadah milik muslim Tolikara saat perayaan idul fitri lalu.  Aksi mereka sempat mendapatkan kecaman dari sebagian besar muslim Indonesia.

Perlu kita ingat bahwa Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.  Karena Indonesia tidak pernah menyetujui agresi militer Israel terhadap Palestina.  Bisa jadi insiden Tolikara adalah strategi politik Israel guna menghancurkan pemerintahan yang berdaulat.  Negara Israel menghendaki pemerintahan baru yang lebih ‘ramah’ kepada mereka.

2.    Kiblat generasi muda

Dewasa ini,  generasi muda Indonesia berkiblat pada gaya hidup remaja Amerika.  Beberapa bulan lalu, tersebar berita penyelenggaraan kontes bikini bagi siswa SMU se-Jakarta dan Bekasi.  ‘Ada yang salah dengan bikini?’ ‘Nggak apa-apa toh kalau kita mengenakan bikini di kolam renang?’ Mungkin demikian pendapat generasi muda ‘modern’.  

Menurut saya, aksi umbar aurat adalah pintu masuk perilaku amoral lainnya.  Kita lihat saja fenomena yang terjadi di Amerika Serikat.  Karena maraknya aksi umbar aurat, seks bebas dilegalkan.    Maka, muncullah penyakit kelamin akibat berganti-ganti pasangan seks.  Tingkat perceraian penduduk pun  relatif tinggi.  Menurut John J. Dililio Jr : setiap tahunnya,  lebih dari sejuta anak-anak Amerika yang mengalami keretakan rumah tangga.   Tentunya ini masih terkait dengan fenomena seks bebas.  Bila seorang pria atau wanita bebas berhubungan seks tanpa ikatan resmi,  ia tak akan berusaha mempertahankan pernikahannya. Kemunculan generasi ‘broken home’ nan bermental labil adalah dampak terburuk dari perceraian. Bagaimana bila generasi muda kita bernasib demikian?

3.         Demonstrasi Buruh

Para buruh berdemonstrasi demi kenaikan Upah Minimum Regional (UMR).  Alih-alih mendapatkan kenaikan upah,  mereka  terkena PHK.  Miris sekali bukan?  Saat harga kebutuhan pokok meningkat, malah kehilangan pekerjaan. 

Konon para pengusaha  lebih suka menggunakan tenaga kerja dari China.  Selain tak menuntut upah tinggi, tenaga kerja China juga lebih giat bekerja.  Menurut Menteri Tenaga Kerja sebagaimana dilansir oleh Detik.com, jumlah tenaga kerja asal China yang mendapat ijin tinggal di Indonesia pada Januari 2014-Mei 2015 kurang lebih 41.365 orang, tapi jumlahnya di lapangan kemungkinan lebih banyak lagi.

Namanya pengusaha, ya berusaha mencari keuntungan maksimal.  Bila buruh-buruh Indonesia menuntut kenaikan upah di luar kemampuan mereka, tentunya mereka akan mencari alternatif lain.  Alangkah buruknya bila tenaga kerja China jadi mayoritas di negeri ini.  Padahal penduduk Indonesia masih banyak yang menganggur. Bahkan bila regulasi di negara ini cenderung merugikan para pengusaha, kemungkinan mereka memindahkan perusahaan ke tanah leluhur mereka di Indocina.   Tak terbayangkan bila pertumbuhan ekonomi merosot seiring maraknya pengangguran.  Tentunya Indonesia akan mengalami bencana sosial.

4.         Kerawanan Pangan

Negara kita yang dahulunya terkenal sebagai negeri subur makmur, kini mengalami bencana kekeringan akibat El Nino.   Menurut Menteri Pertanian RI, Belasan ribu hektar lahan sawah yang ditanami padi mengalami Puso atau gagal panen. Asumsikan saja sehektar sawah memproduksi  3 ton Gabah Kering Giling.  Bayangkan, berapa ratus ribu ton gabah yang hilang?  Indonesia pun berpotensi mengalami kerawanan pangan.

Selepas Hari Raya Idul Fitri, harga daging sapi di pasaran meningkat tajam.  Para pedagang berdemo, tak mau lagi berjualan daging sapi.  Menurut Kapolri Badrodin Haiti, peningkatan harga daging akibat ulah segelintir pengusaha yang mempermainkan harga daging sapi.  Saat ini pihak kepolisian berupaya menguak keberadaan para mafia daging tersebut.  Tampaknya para mafia ini menginginkan peningkatan impor daging sapi yang notabene lebih menguntungkan daripada membeli sapi lokal.

Peningkatan harga daging sapi berimbas pada harga komoditas lainnya seperti ayam, ikan dan telur unggas.  Jangan-jangan kalau sumber protein hewani tersebut kian mahal dan langka, harga tempe-tahu pun tak terjangkau lagi oleh masyarakat menengah ke bawah.  Krisis pangan terjadi di mana-mana.  Kelaparan merajalela.  Dan...bangsa yang kelaparan akan mudah sekali dihancurkan.

****

Negara kita memiliki sumber daya alam yang berlimpah.  Sayangnya, seluruh sumber daya alam tersebut telah dikuasai negara asing.  Mari kita perhatikan peta Indonesia  di bawah ini.  Bendera-bendera negara asing pada peta tersebut menunjukan penguasaan tambang di wilayah bersangkutan.

Hasil gambar untuk gambar peta kepemilikan tambang di Indonesia 

Sumber gambar : BP Migas

Ibarat permainan catur, pertambangan energi dan mineral adalah benteng pertahanan.  Bila tambang-tambang tersebut telah dikuasai pihak asing, ‘mahkota negara’ kita terancam.  Apalagi, keberadaan empat fenomena yang saya uraikan di atas kian memperburuk kondisi negara kita.  NKRI berada di ujung tanduk!

Lantas, bagaimana cara kita mempertahankan kedaulatan negara ini?  Hanya dengan satu kata, cintailah Indonesia!  Dengan cinta, kita akan bekerja sebaik-baiknya demi kemajuan negara tercinta ini.  Dengan cinta, kita tak akan terpancing oleh pihak-pihak yang berusaha memecah belah kesatuan bangsa melalui isu-isu SARA.  Marilah kita dukung presiden terpilih saat ini sekalipun pada PEMILU lalu kita tidak memilih beliau.  Berikan kesempatan pada beliau untuk menyelesaikan polemik yang ada.  Kita harus percaya bahwa nasib bangsa kita akan membaik di masa mendatang.  Karena segala hal yang kita percayai akan terjadi pada diri kita (The Secret- Rhonda Byrne).

Kotahujan, 13 Agustus 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar